Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengertian Waralaba dan Jenis-Jenisnya

Apa itu Waralaba atau Franchise?


Seringkali kita mendengar istilah waralaba atau franchise dalam setiap obrolan bisnis ataupun dalam situasi lainnya. Sistem waralaba diyakini mampu memperlebar bisnis hingga ke penjuru dunia, asal sistem bisnis dari franchisor sudah benar-benar teruji dan dapat diterapkan dengan baik kepada si pembeli franchise. 

Darimana istilah Waralaba atu Franchise?


Istilah Franchise diambil dari bahasa Perancis yang berarti hak atau kebebasan. Sementera, dikutip dari wikipedia Inggris, waralaba atau franchise dapat diartikan sebagai hal-hal untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan.

waralaba atau franchise


Disamping itu, Pemerintah Indonesia juga memiliki arti tersendiri mengenai waralaba. Waralaba menurut Pemerintah Indonesia adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. 

Sebagai bukti bentuk dukungan, Pemerintah melalui Menteri Perdagangan mengeluarkan PP No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelengaraan Waralaba (Permendag Waralaba), yang mana Peraturan ini merupakan perubahan dari PP sebelumnya, yakni Permendag No 57 tahun 2014 tentang penyelenggaraan waralaba.

Keuntungan dari Permendag 71/2019 adalah dihapusnya batasan jumlah gerai walaba, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang sebelumnya wajib 80% kini hanya menjadi wajib, dan juga batasan master franchise bagi pemberi waralaba asing.

Kembali ke topik mengenai arti waralaba..

Untuk mempermudah arti waralaba, mari kita simak penjelasan Robert Kiyosaki. Menurut Robert Kiyosaki, waralaba adalah sebuah skema atau konsep yang diperuntukkan untuk mengembangkan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan penghasilan dari si pemilik bisnis itu sendiri. 

Analoginya adalah begini..

Seorang pemilik franchise atau yang dikenal dengan franchisor akan mendapat sejumlah uang jika franchise nya dibeli oleh seorang franchisee (pembeli fracnchise). Uang tersebut akan digunakan oleh  franchisor untuk mengembangkan bisnisnya.

Timbal baliknya adalah si pembeli franchise akan mendapatkan sejumlah modal awal dan juga sistem bisnis dari brand yang sudah berjalan dengan baik. Harapannya si pembeli franchise akan mendapat penghasilan dari bisnis tanpa harus bersusah payah memulainya dari nol.

waralaba


Bagaimana? sudah mulai paham dengan sistem waralaba/franchise?

Jika belum, mari lanjutkan membaca...

Sebagai contoh, di kota A Anda memiliki bisnis ayam goreng yang sudah terkenal dari segi brand, dan memiliki sistem yang sudah teruji menghasilkan omzet besar. Kemudian Anda ingin meningkatkan omzet dan berencana mengcopy usaha yang sama di kota B.

Jika Anda menggunakan uang sendiri, itu dinamakan buka cabang. Sedangkan jika menggunakan uang orang lain untuk membuka usaha yang sama, itu dinamakan franchise, atau istilah lainnya adalah join venture. 

Pada hakekatnya sistem waralaba dibuat untuk kepentingan si pemilik bisnis itu sendiri, yaitu untuk mendapatkan omzet besar tanpa harus menggunakan modal dari uang sendiri. Namun, di satu sisi ada seorang franchisee yang juga mengharapkan penghasilan dari bisnis yang sudah memiliki sistem dan brand yang jelas. Saling menguntungkan bukan?

Jadi, kesimpulannya adalah Waralaba atau franchise bukanlah sebuah bisnis. Melainkan sebuah skema untuk mengembangkan sebuah bisnis agar memiliki pasar yang lebih luas. Dengan kata lain, melakukan pengkopian bisnis dengan faktor kali tanpa modal sendiri.

Perlu diingat bagi kawan-kawan bisnis. Adalah sebuah kesalahan besar jika berniat langsung membuka bisnis dengan skema franchise. Mengapa?

Karena pada hakekatnya belum tentu bisnis yang baru Anda bangun memiliki sistem yang sudah teruji, sehingga bisa menghasilkan omzet besar dengan pelayanan yang baik pula. Sebesar apapun modal Anda ataupun tenaga Anda, apabila sistem belum berjalan dengan baik, maka belum saatnya untuk dilakukan franchising.

Sebagai contoh, Mc donalds, KFC, Pizza hut dan franchise-franschise besar lainnya tidak semerta-merta langsung mewaralabakan bisnis mereka tanpa melakukan pengujian sistem terlebih dahulu. Setelah sistem dirasa stabil dan teruji, maka mereka baru berani mewaralabakan bisnis mereka.


Syarat dan Prosedur Usaha Waralaba (Pemiliki Franchise)


Dengan memahami konsep waralaba, Apakah Anda tertarik untuk mewaralabakan usaha atau bisnis Anda?

Sebelumnya, pahami dulu syarat-syarat waralaba pada PP no. 42 tahun 2007 :
  1. Harus memiliki ciri khas usaha 
  2. Terbukti sudah memberikan keuntungan 
  3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis 
  4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan kepada franchisee (pembeli franchise)
  5. Adanya dukungan yang berkesinambungan 
  6. Hak Kekayaan intelektual (HKI) yang telah terdaftar.
Selanjutnya ada beberapa syarat administrasi yang harus dipenuhi. 


Kabar baiknya, untuk mengurus usaha franchise kita tidak perlu mengeluarkan biaya. Menurut Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), untuk mengurus perijinan membutuhkan waktu kurang lebih 7 hari saja.

Tahapannya adalah :
  1. Mengisi formulir permohonan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba yang di tanda tangan oleh direktur, dibubuhi materai Rp. 6.000, dan disertai cap perusahaan. 
  2. Photocopy KTP Pemohon dengan menunjukan KTP yang asli 
  3. Photocopy prospektus penawaran waralaba 
  4. Photocopy perjanjian waralaba 
  5. Photocopy izin usaha 
  6. Photocopy tanda bukti pendaftaran HKI 
  7. Komposisi penggunaan tenaga kerja 
  8. Komposisi barang/bahan baku yang diwaralabakan 
  9. Surat kuasa bermeterai cukup bila pemilik, pengurus atau penanggung jawab perusahaan menguasakan pengurusan STPW ke pihak ketiga. 
  10. Surat Kuasa Pengurusan bila melalui pihak lain/perantara. 
  11. Photocopy Akte pendirian bagi yang berbadan hukum. 
  12. Photocopy NPWP Pribadi dan NPWP Perusahaan. 13. Tanda bukti keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

Keuntungan dan Kerugian Bisnis Waralaba


Bagaimanapun juga semua bisnis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitupun dalam waralaba/franchise. Bisnis franchise sendiri telah dimulai sejak tahun 1930-an, dan diperkenalkan oleh pemilik Mc Donald, Howard Deering Johnson .

kelebihan dan kekurangan waralaba atau franchise


Nah, berikut ini kelebihan dan Keuntungan menjalankan bisnis Waralaba

Kelebihan Bisnis Waralaba


1.Sistem dan Manajemen bisnis telah terbangun & teruji
Tidak seperti merintis bisnis dari nol, bisnis waralaba mengadopsi bisnis yang sudah memiliki sistem dan manajemen yang telah teruji, baik dari segi SOP produksi, strategi marketing dan lainnya. Tentu ini adalah keuntungan bagi franchisee yang benar-benar ingin berbisnis tanpa harus bersusah payah, trial error dari bawah. Apalagi jika brand/merk sudah memiliki nama yang memiliki pangsa pasar besar di masyarakat.

2. Merek atau brand sudah dikenal masyarakat
Seperti yang sudah dijelaskan di poin pertama, dalam bisnis waralaba, pihak franchisee tidak perlu memikirkan marketing ataupun analisa persaingan, karena pada dasarnya itu semua sudah dilakukan oleh para pemilik franchise. Tugas anda hanyalah menjalankan bisnis saja.

3. Kesepakatan Kerjasama sudah terbangun sejak awal
Dengan perjanjian kerjasama di awal, akan memudahkan pembeli waralaba dalam menjalankan bisnisnya. Misalnya memudahkan memasok bahan baku, pemasaran, hingga dukungan  pelatihan berupa manajemen finansial, sdm hingga pemasaran di berbagai media.

4. Peluang sukses lebih cepat
Bisnis waralaba diyakini memiliki peluang sukses lebih cepat, karena pasar telah terbentuk dan memiliki konsumen loyal. Modal yang kita keluarkan juga lebih terukur karena strategi penjualan dan pemasaran sudah dipikirkan secara matang oleh franchisor.

5. Manajemen finansial lebih mudah
Pada dasarnya pembeli waralaba lebih percaya dengan manajemen franchisor. Dengan menjalankan bisnis waralaba, manajemen finansial Anda akan lebih baik karena telah diatur oleh pemilik waralaba. Jadi, sebagai pembeli waralaba, Anda tidak perlu memikirkan manajemen finansial dari 0, Anda tinggal mengikuti sistem manajemen yang ada yang sudah teruji dengan sempurna.

Kekurangan Bisnis Waralaba


Selain mendatangkan sejumlah keuntungan, bisnis waralaba bisa juga mendatangkan potensi kerugian bagi para pembeli waralaba itu sendiri. Apa saja?

1. Tidak memiliki kendali penuh atas bisnisnya sendiri
Karena bisnis dijalankan menggunakan sistem dan manajemen dari franchisor, maka tidak banyak yang bisa dilakukan oleh pembeli waralaba. Meskipun memiliki sejuta ide, namun tetap sulit diaplikasikan karena terbentur dengan perjanjian-perjanjian dengan franchisor.

2. Tren pasar bisa menjadi daya beli konsumen berkurang.
Perilaku konsumen tidak bisa kita tebak dengan adanya tren yang selalu berubah-ubah. Misalnya saja tren thai tea yang mulai tergerus oleh tren minuman lainnya. Ini yang menjadi bisnis franchise terkadang mengalami kerugian.

3. Reputasi bisnis tergantung pada reputasi bisnis waralaba sejenis.
Misalnya begini,  waralaba lain yang memiliki bisnis sama seperti Anda melakukan kesalahan yang mengakibatkan reputasi buruk pada bisnis. Imbasnya bisnis juga akan terpapar reputasi buruk tersebut. 

4. Modal kian bertambah
Biasanya pihak pemilik waralaba akan meminta sejumlah modal awal sesuai kesepakatan. Namun, terkadang ada biaya lanjutan untuk biaya pelatihan SDM dan biaya lainnya.

6. Keuntungan dipotong Franchisor
Ada kewajiban yang harus diberikan oleh pembeli franchise kepada franchisor, yaitu membayar royalti sesuai dengan kesepatakan. Jika omzet sedikit dan Anda harus membayarkan sejumlah royalti, maka berapa keuntungan bersih Anda? Namun, tidak semua bisnis franchise seperti demikain. Untuk perjanjian di awal mengenai royalti harus dibicarakan secara jelas dan transparan.

tips memulai waralaba


Bagaimana Memilih Bisnis Waralaba agar Tidak Merugikan Pembeli Waralaba?


Memilih bisnis waralaba agar tidak mengalami potensi kerugian adalah hal yang wajib dilakukan oleh calon para pembeli franchise (Franchisee). Apalagi banyak di luar sana penawaran-penawaran menarik yang ditawarkan oleh francishor.

Disini saya akan membagikan bagaimana tips memilih bisnis waralaba agar modal yang dikeluarkan tidak sia-sia.

Tips Sebelum Memulai Usaha Waralaba/Franchise


1. Pilih jenis waralaba sesuai passion sehingga mudah dijalankan
Agar bisnis dijalankan dengan semangat dan penuh keyakinan, saya sarankan untuk memilih bisnis franchise yang sesuai passion. Jika Anda menyukai kuliner, maka mencari partner franchise di bidang kuliner adalah pilihan yang tepat.

2. Pilih waralaba dengan produk yang banyak dibutuhkan konsumen dan akan terus berkembang
Produk yang demikian harus menjadi pertimbangan saat Anda mencari bisnis franchise. Lakukan analisa market dengan membedakan mana produk tren dan mana produk yang akan terus dibutuhkan oleh konsumen.

3. Pilih waralaba dengan harga produk terjangkau, namun kualitas bagus
Lakukan analisa di setiap jenis waralaba yang sesuai passion Anda. Bandingkan produk sesuai dengan harga dan kualitas. Pilih satu produk yang memiliki pangsa pasar luas, harga terjangkau dan tentu kualitas prima.

4. Memilih jenis waralaba yang memiliki pangsa pasar luas
Seperti yang sudah disinggung pada poin 3, lakukan analisa market agar produk dapat dijangkau oleh semua kalangan. Paling tidak memiliki market yang luas.

5. Pilih Waralaba/Merk dagang dalam negeri
Dengan memilih waralaba dalam negeri, setidaknya modal yang dikeluarkan tidak semahal franchise yang ditawarkan dari luar negeri. Apalagi untuk saat ini produk-produk dalam negeri juga mengalami peningkatan mulai dari segi produk maupun pangsa pasar.

6. Cek apakah merk dagang franchise sudah terdaftar resmi atau belum?
Bagi yang tidak ingin kehilangan modal apabila di tengah jalan bisnis mengalami kendala karena dari pihak franchisor, maka calon pembeli franchise harus mengecek merk dagang tersebut melalui situs Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (https://pdki-indonesia.dgip.go.id/)

7. Pilih Waralaba yang memiliki situs/akun media sosial resmi
Dengan memiliki situs atau akun media sosial resmi, sebuah bisnis franchise dianggap lebih profesional dan memiliki kredibilitas tinggi. Banyak dari calon pembeli franchise, mencari informasi secara lengkap terlebih dahulu melalui situs atau akun media sosial yang ada.

8. Hindari merk dagang yang terlalu terkenal apalagi tidak jelas
Mengapa harus menghindari merk dagang yang terlalu terkenal? Ini akan berakibat pada tingkat persaingan di bisnis Anda sendiri. Semakin banyak pemain bisnis di bidang yang Anda jalani, maka tingkat persaingan juga akan semakin tinggi.

Hindari pula merk dagang yang tidak jelas, karena bisa jadi ini sebuah modus penipuan.

9. Jika sudah menentukan Waraba yang cocok, pelajari bisnis warala yang telah dipilih hingga paham
Sebelum memulai usaha, pelajari dulu bisnisnya, mulai dari bagaimana ketentuan pembayaran franchise hingga sistem yang ditawarkan oleh brand. Dengan adanya pembicaraan secara matang di awal, maka potensi kerugian bisa dihalau.

10. Siapkan Modal
Setelah terjalin kerjama dengan pihak franchisor, langkah selanjutnya adalah menyiapkan modal sesuai dengan kesepatakan. Biasanya bagi franchisor yang sudah profesional akan menyiapkan paket sesuai dengan budget yang kita miliki.

11. Pilih lokasi strategis agar mudah dijangkau konsumen
Lokasi strategis menjadi salah satu penentu ramai tidaknya pembeli produk Anda. Untuk itu riset lokasi terlebih dahulu, misalnya lokasi berada di sekitar kampus/sekolah. Karena dengan melaklukan riset tersebut, kita bisa mengetahui potensi pembelian produk.

Jenis-Jenis Waralaba atau Franchise 


Di Indonesia waralaba dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu waralaba menurut kriteria atau produk yang ditawarkan, waralaba menurut asalnya dan waralaba menurut International Franchise Assocoation (IFA).

waralaba


Mari kita pelajari 3 jenis waralaba tersebut

1. Waralaba menurut kriteria atau produk yang ditawarkan 

a. Waralaba produk
Waralaba jenis ini jelas yang ditawarkan adalah produk berupa barang, misalnya makanan maupun minuman.  Misalnya KFC, Mcdonald,  Kebab dan lain sebagainya.

b. Waralaba Jasa
Jenis waralaba ini menawarkan join venture berupa layanan jasa, seperti jasa di bidang pendidikan, biro perjalanan wisata, foto dan lain sebagainya.

c. Waralaba Gabungan
Jenis waralaba ini menggabungkan antara waralaba produk dan jasa

2. Waralaba Menurut Asalnya


Jenis waralaba ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu waralaba yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.

a. Waralaba yang berasal dari Dalam Negeri
Untuk masyarakat Indonesia yang tidak begitu ingin repot dengan bentuk kerjasama yang berhubungan pihak luar, waralaba tipe dalam negeri ini cocok untuk dicoba. Terlebih waralaba/franchise tipe ini memiliki basis konsumen yang tergolong banyak di Indonesia. Sebagai contoh adalah makanan cepat saji yang semakin berkembang di Indonesia.

b. Waralaba yang berasal dari Luar Negeri
Tentu saja waralaba atau franchise yang berasal dari luar negeri memiliki nilai modal yang tidak sedikit. Namun demikian, jenis franchise ini digemari oleh pebisnis yang memiliki pasar menengah ke atas, dengan alasan konsumen adalah orang-orang yang memiliki gengsi tinggi. Begitu pula brand yang berasal dari luar negeri biasanya memiliki pangsa pasar yang sudah dikenal di seluruh dunia. Misalnya Mcdonald, KFC, dan waralaba lainnya.

3. Waralaba menurut International Franchise Assocoation (IFA)

Ada 4 jenis waralaba yang masuk dalam kategori IFA, yaitu 

a. Product Franchise
Pada jenis ini, produsen sebagai franchisor memiliki hak penuh untuk mengontrol pihak yang mendistribusikan produknya. Dalam perjanjian, kedua belah pihak menyatakan bahwa produsen memperbolehkan pemilik toko untuk dapat menggunakan merk dan hak ciptanya. Namun, pemilik toko berkewajiban untuk membayar sejumlah uang agar memiliki hak untuk mendistribusikan produknya. 

Sebagai contoh, Sebuah toko komputer menjual laptop merk Asus, kemudian dari hasil penjualan tersebut produsen akan mendapatkan royalti. Namun, keuntungan dari penjual lebih kecil daripada produsennya.

b. Manufacturing Franchise
Pada waralaba jenis ini, produsen utama akan memberikan hak kepada badan usaha untuk membuat dan menjual produknya, namun dengan syarat menggunakan merk dagang dan merk waralaba yang ada. Waralaba ini sering ditemukan pada waralaba makanan dan minuman.

c. Business Opportunity Ventures
Pada waralaba jenis ini, pembeli waralaba wajib membeli dan mendistribusikan produk-produk dari perusahaan. Namun, perusahaan juga harus menyediakan pelanggan dan rekening kepada pemilikbisnis. 

Sebagai contoh adalah pengusaha mesin penjualan otomatis atau distributorship. Pemilik bisnis memiliki kewajiban untuk membayar biaya sebagai kompensasi guna bukti timbal balik.

d. Business Format Franchising
Waralaba jenis ini digunakan oleh Mc Donald's, Dunkin’ Donuts, Starbucks Coffe dan juga KFC. Waralaba ini adalah jenis waralaba terpopuler dan selalu dijadikan rekomendasi dalam penawaran waralaba.

Keuntungannya adalah perusahaan akan memberikan bantuan kepada pembeli franchise berupa pembayaran biaya atau royalti. Namun, di satu sisi terkadang perusahaan mewajibkan pembeli franchise untuk membeli persediaan barang dari perusahaan.

Demikianlah sharing mengenai pengertian waralaba, bagaimana syarat mendirikan usaha waralaba, kekurangan dan kelebihan waralaba, tips membuka usaha waralaba, hingga jenis-jenis waralaba. Semoga artikel ini bermanfaat.

Jangan lupa share... !!

Posting Komentar untuk "Pengertian Waralaba dan Jenis-Jenisnya"